Langsung ke konten utama

Bom Panci? Apa itu?


Benar,Apa itu bom Panci ? Saya baru mengetahui tentang Bom Panci saat tetangga  Saya terkena teror oleh orang yang tidak dikenal. Peristiwa ini terjadi pada hari Selasa, 4 Juli 2017 sekitar pukul 3 pagi. Saat itu saya mendengar suara ledakan yang keras dan menggelegar, seperti suara petasan yang dinyalakan dalam jumlah besar. Dalam selang hitungan beberapa detik, ledakan ini telah membuat kebakaran yang cukup besar yang menghanguskan mobil serta menjalar ke bagian depan rumah  tetangga saya. Setelah api berhasil dipadamkan, ditemukan sebuah panci dibawah rangka mobil yang telah hangus tersebut.



Nah, saya menjadi heran. Kenapa bisa ada panci dibawah mobil. Ini terdengar sangat ganjil bagi saya. Ternyata panci itu sengaja diletakkan di bagian bawah mobil. Sehingga, ketika diledakkan dapat memicu mobil  untuk meledak juga. Dari sinilah Saya mengetahui apa itu bom panci.

Jadi, Bom panci atau pressure cooker bomb adalah bom yang menggunakan panci presto sebagai wadah alat ledaknya. Di dalam panci presto tersebut dimasukan beragam jenis bahan peledak dan partikel lain seperti paku, bongkahan besi, kaca, dan sebagainya. Pada gagang panci bisa ditempelkan ponsel sebagai detonator pemicunya sehingga bom jenis ini bisa dikendalikan melalui jarak jauh.


Bagaimana cara kerjanya?
1. Semua bahan peledak seperti jenis TNT dan partikel lainnya seperti paku dan pecahan kaca dipanaskan di dalam panci presto.

2. Penyumbat ledakan ditempelkan di atas tutup panci yang tersambung dengan detonator pemicu berupa ponsel atau jam digital.

3. Panas yang terkunci di dalam panci presto bisa mencapai 121 derajat celsius. Panas tersebut memicu api ledakan dalam waktu singkat, sekitar satu menit.

 4. Ledakan besar terjadi dengan dampak sekitar 1-11 meter. Partikel-partikel lain di dalam panci berterbangan dengan kecepatan mencapai 1 kilometer per detik.

Bom panci ini termasuk dalam kategori berbahaya yang dapat mematikan. 


Sumber gambar : Google 
Referensi : https://kumparan.com/rina-nurjanah/apa-itu-bom-panci

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerpen Biologi-Antara Kerajaan Sri Influenza dan Kerajaan Sistem Respirasi

Antara Kerajaan Sri Influenza dan Kerajaan Sistem Respirasi Alkisah, hiduplah sebuah virus baru di awal abad pertengahan. Saat itu namanya belum terkenal seperti sekarang yang tidak lain adalah virus Influenza, virus ini hanya menyerang sel saluran pernafasan dan mudah menyebar dari satu orang ke orang lainnya. Selain itu, ia juga memiliki kemampuan untuk menyebar melalui udara. Sehingga, semakin mudah untuknya menambah koloni-koloni dari satu individu ke individu lainnya.             “Seranglah mangsa kita kali ini !” perintah Raja Kerajaan Sri Influenza. “Baik, paduka raja.”jawab salah satu pengawal. Persebaran virus Influenza secara besar-besaran melalui udara ini membuat penduduk daerah Kauki menjadi menderita sampai-sampai penyakit ini mewabah ke daerah tetangga. Kisah ini bukan bercerita bagaimana keadaan orang-orang yang terkena virus Influenza, bagaimana cara mengobatinya, dan berapa lama waktu penyembuhan atau menyangkut keadaan kesehatan penduduk daerah Kauki. Kisah in

Kisah dari Buah Cermai

Hari ini aku mendapat cerita baru. Hari ini memang hari yang melelahkan. Kenapa tidak? Karena hari ini aku telah mendapat bukti tentang kejujuran dan kebaikan. Setelah pulang sekolah tadi, aku mengajak temanku, Zalina untuk mencari buah cermai yang mana buah tersebut akan kami buat menjadi manisan. Sebenarnya aku tidak ingin mencari buah cermai, karena mencari cermai ini bukan tugasku. Namun, hati terketuk untuk mencari cermai hari ini. Pertama-tama aku pergi kerumah temanku yang bernama Resda, dia berkata kepadaku bahwa Bude yang tinggal disebelah rumahnya itu mempunyai pohon cermai yang buahnya sudah masak. Tetapi, sebelumnya ia telah berkata jika Bude itu orangnya pelit. Namanya butuh yah aku tetap pergi kesana. Hitung-hitung kalau Bude itu mau memberikan Cermainya kepada kami. Namun takdir berkata tidak, aku pun pergi kerumah Bude itu dan meminta Resda agar memberi tahu bahwa kami ingin membeli cermainya. Padahal kami berkata ingin membeli, bukan meminta. Tetapi bude itu tidak mau